Sejarah Bus Dieng Indah
PO Dieng Indah mulai muncul sebagai pendatang pada tahun 1980-an. Berbekal lima bus tiga per empat tua merek Isuzu TL dan satu bus Mercedes-Benz OF 1113, H Nanung mulai merintis dan berjuang mengambil hati masyarakat diwilayah ngapak, yakni Wonosobo-Purwokerto.
PO yang eksistensinya sempat redup ini kembali melakukan hal gila dalam membuka trayek baru di "jalur neraka", yakni Wonosobo-Purwokerto-Semarang. Trayek tersebut jadi rebutan beberapa PO bus yang cukup senior. Pada tahun 1980-1987, jalur tersebut digarap oleh banyak PO antara lain, PO Melati asal Banjarnegara, PO Sumeh, PO Purnama Sari, PO Tri Kusuma. Sebelumnya, jalur ini dibuka oleh PO Melati, yang berganti nama PO Bara Raya Sakti.
Sebagai pemain baru, PO Dieng Indah tetap menunjukan ekssistensinya. PO ini membuktikan diri pada warga Wonosobo, jika masih mampu bertahan di tengah persaingan. Setelah belajar "berkelahi" dijalur dekat, PO Dieng Indah kembali membuktikan nyalinya dengan ikut bermain di Jakarta pada tahun 1993-1994. PO Dieng Indah melakukan ekspansi trayek, yakni Wonosobo-Jakarta-Bogor. Bus ini kemudian menjadi sahabat setia warga ngapak yang berada di ibu kota.
Dijalur ini, PO Dieng Indah mengandalkan kenyamanan yang ditawarkan bus Mercedes-Benz OH 1113. Bisa dibilang dijalur ngapak, PO Dieng Indah adalah pelopor pengguna bus Mercy. Perjuangan memenangkan hati warga ngapak di Jakarta tidak mudah. PO Dieng Indah harus beradu layanan dan strategi untuk menang persaingan. Saat itu, Dieng Indah "dikeroyok" oleh PO Manila Jaya, PO Setia Kawan, PO Tetap Jaya, PO Tri Kusuma dan PO Sinar Jaya. Hanya dua PO yang bertahan ditrayek ini yakni PO Dieng Indah dan PO Sinar Jaya.
Pada tahun 2001, PO Dieng Indah menjajal untuk buka trayek baru Purwokerto-Wonosobo-Semarang dan Purwokerto- Wonosobo-Jogja. Ditrayek ini, Dieng Indah mengandalkan bus Nissan CB. Namun, kedua trayek itu tidak bertahan lama. Banyak pihak yang beranggapan, PO Dieng Indah menang persaingan lantaran punya kru yang ramah. Bahkan, PO ini selalu ditunggu di bulan puasa. Setiap bulan ramadan, para kru membagikan makanan berbuka di jalan. Kebaikan kecil semacem ini mumbuat PO Dieng Indah melekat di hati masyarakat. Bahkan masyarakat Wonosobo merasa memiliki bus Dieng Indah karena pelayanan yang diberikan.
Nama besar PO Dieng Indah perlahan redup lantaran konflik internal. Konflik berkepanjangan membuat PO ini harus dibagi menjadi dua. PO Dieng Indah menjadi milik sang ibu dan PO Dieng Indah Putra milik anak. Namun, PO yang dikelola generasi kedua itu justru yang maju pesat karena rajin update armada baru. Meraka membuka trayek baru Jakarta-Jogja-Klaten. Meski begitu, eksistensi Dieng Indah sempat redup dan bahkan ditinggal oleh penggemarnya.
Seiring waktu, Kedua PO yang awalnya terpecah ini nampak mulai akur. Hal ini terlihat dari kedua PO yang sudah berada dalam satu generasi. Setelah konflik mereda, PO Dieng Indah Putra kembali jadi satu. Hingga kini PO yang sempat menggunakan nama Dieng Jaya ini masih tetep eksis bermain di jalur Wonosobo-Jakarta. Selain mempertahankan jalur antar kota antar provinsi (AKAP), PO Dieng Indah juga membuka layanan pariwisata.
Post a Comment