Sejarah Bus NPM
Angga Chairul, pemilik Perusahaan Otobus (PO) Naikilah Perusahaan Minang (NPM), memiliki perusahaan bus yang menjadi salah satu yang tertua di Pulau Sumatera. Didirikan pada tahun 1937, PO NPM kini memiliki sekitar 275 karyawan dan 80 bus yang melayani rute dari Sumatera Barat ke Jabodetabek. Angga menyampaikan bahwa penjualan tiket bus mengalami penurunan sebesar 40% pada tahun 2020 akibat wabah yang melanda. Saat itu, undang-undang pembatasan aktivitas publik masih dalam proses penyusunan, membuat manajemen harus mencari solusi untuk mengatasi pelemahan tersebut.
Dalam menghadapi kondisi sulit tersebut, manajemen PO NPM mencoba menyiasati dengan menggabungkan 50% layanan penumpang dengan kargo pada beberapa armada bus penumpang. Namun, upaya tersebut tidak memberikan dampak positif yang signifikan pada angka penjualan. Akhirnya, manajemen memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan platform superApps Traveloka. Kolaborasi ini membawa titik balik positif bagi bisnisnya.
Menurut Angga, sebelum bekerja sama dengan Traveloka, hanya sekitar 7%-7,5% penjualan yang dilakukan secara online selama pandemi tahun 2019-2021. Namun, setelah kerja sama dengan Traveloka pada tahun 2020, penjualan online meningkat menjadi 12%-13% pada periode tahun 2021 hingga Juni 2022. Angga menyatakan bahwa penjualan PO NPM pada kuartal pertama 2022 mengalami peningkatan drastis, hampir mencapai level penjualan pada tahun 2019 sebelum pandemi meluas.
Angga menekankan bahwa adopsi teknologi memungkinkan NPM untuk mengubah sistem pemberian tiket secara manual menjadi otomatis, meningkatkan efektivitas dalam pelayanan kepada pelanggan. Hingga saat ini, NPM berhasil mencatatkan 700 penumpang per hari, dengan peningkatan signifikan hingga 1.200 orang per hari saat musim mudik Lebaran, dan pemesanan untuk libur sekolah mencapai 900 penumpang per hari. Baginya, digitalisasi sangat membantu operasional perusahaan, termasuk pemesanan dan transaksi yang tercatat secara sistematis dan dapat dipantau secara real-time melalui berbagai saluran.
Post a Comment